teringat dia ketika hendak terjun dari sebuah gedung yang tinggi. tanpa menoleh ke sana kemari, ia seperti pasti.
tapi, ia tak pernah pasti, karena yang dilihat hanya bagian bawah. ia berpikir, ketika sedang berada di atas, orang memang sering lupa.
di puncak itu, Sartre meragu. di bawah itu memang ada: kepedihan, jurang, dan juga kematian. Seandai tidak ada gedung itu, ia pasti melompat. karena bagian bawah itu memang ada.
tidak juga ternyata. keraguan itu tak pernah pupus. ia tahu, eksistensi lebih berarti daripada esensi. untuk apa kemudian meragu? ragu pada keraguan.
29 Oktober 2015.
=====================
M. Sakdillah (author, director, and culture activities)
2 Comments
Penyair yang hilang · Sel 31 Juli 2018 at 16:25
Mantap puisinya
redaksi · Rab 1 Agustus 2018 at 16:30
Yups