Pesantren telah memiliki akar sejarah yang panjang di Indonesia. Rubrik ini menyajikan tentang kehidupan pesantren secara umum berikut pernak-perniknya.
Niat Kang Lukman kesampaian. Tapi, pikiranku jadi tergelitik. Bagaimana bisa di ruangan sempit itu, Kang Lukman bisa menghatamkan Al-Quran. Pendidikan Karakter Berbasis Al-Quran MEMANUSIAKAN Al-Quran adalah sesuatu yang masih asing maksud dan tujuannya, namun bukan Read more…
Ilmu yang bermanfaat di dalam Islam sangat dianjurkan. Sebagaimana kemanfaatan dan kemashlahatan telah menjadi tujuan di dalam pembentukan dasar-dasar hukum Islam (ushul fiqh) dan cabang-cabangnya (fiqh). KESULITAN dan kesibukan manusia saat ini dibenturkan pada berbagai Read more…
”Jika piring kotor ini diisi dengan makanan yang bergizi dan bervitamin, akankah tubuh kita menjadi sehat?” tanyanya. Santri-santri Tangguh AKU, Kang Lukman, dan Kang Kholiq duduk di lantai teras di depan pintu. Kami menunggu. Dan, Read more…
Abah. Sebutan itu hinggap di telingaku, ketika santri-santri yang mengaji di rumah itu mulai menggelar Al-Quran. Dan, sebutan itu memang pantas. Kini, Ia Benar-benar Seorang Kiai MEMASUKI era digital saat ini, masyarakat secara sosial sudah Read more…
Tak terasa, mataku terpejam, dan tidak ingat apa-apa lagi. Aku terlelap beberapa jenak, hingga kereta berhenti. Perjalanan ini berputar tidak Mengikuti alur yang sebenar Entah, bisnis apa yang akan dijalani Ketika segala sesuatu harus berjalan Read more…
Di zaman itu, internet belum ada sebagaimana sekarang. Yang ada baru peranta pesan berupa pager laksana SMS. Aktivis-aktivis Reformasi sudah sangat bangga bila sudah memegang pager, karena memang masih jarang. Namun, uniknya, Gus Dur sudah Read more…
(lebih…)Selain para kiai, di pondok pesantrenku juga ada dikenal dengan panggilan “si mbah”. Yang pertama, Mbah Nur Rohman. Dia adalah sahabat karib satu kelas di madrasah. Orangnya khusu dan tawadu. Qurannya lancar, ngewes. Kalau di madrasah sambil nggeremeng (nggumam) membaca Al-Quran secara perlahan. Karena, ia mengambil program sosial di pondok, maka kalau malam hari sering tidak tidur. Ia harus menanak nasi dan memasak sayur di dapur umum. Di pondokku memang demikian, bagi santri yang tidak mampu bisa masuk program ini.
Kami senang gayanya. Dengan tutur katanya. Kami juga senang dengan anekdot-anekdotnya. Terlebih, saat-saat yang dinanti menjelang akhir pelajaran. Minta ijazah amalan darinya. ”Bungkus!” teriak kami. Sebuah kata isyarat untuk mendorong Gus Ishom, demikian sapaan akrabnya, agar mau memberikan amalan. Dan, dia memang memiliki segudang amalan. Mulai dari Majmu’ Syarif, Hirsul Jawsyan, dan lain-lain. Amalan yang selalu di nanti-nanti setiap usai Beliau menamatkan satu buah kitab. Satu amalan yang paling berharga darinya.
Kerinduan Kiai Zahruddin akan dunia pesantren sering diungkapkannya secara verbal. Sebagai santri KH Jazuli Usman Ploso Kediri, Kiai Zaharuddin bercerita jika pernah menjadi badal KH Abdurrohman Chudlory, Pengasuh Pondok Pesantren API Tegalrejo Magelang, ketika sama-sama Read more…
(lebih…)Madrasatul Quran adalah salah satu pondok pesantren penghapal Al-Quran di Tebuireng Jombang. Makna filosofis yang hendak dibangun adalah Al-Quran yang dimadrasahkan. Al-Quran yang tidak saja dihapal lafadh, melainkan juga mendalami makna dan pengamalan. Maka, misi yang kemudian dibawa adalah hamilul Quran: lafdhan, wa ma’nan, wa amalan. Tiga terma utama pembentuk nalar Pondok Pesantren Madrasatul Quran.